Kamis, 10 November 2016

Sejarah Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden Powell

Assalamualaikum ..

Setelah membahas tentang sejarah Kepramukaan di Dunia dan di Indonesia Tidak lengkap jika kita tidak membahas tentang Seseorang yang berada dibelakang semua itu, dialah pencetus kepanduan di Dunia Yang bisa kita sebut dengan nama "Baden Powell" yah Baden Powell adalah seseorang yang mencetuskan tentang kepanduan di Dunia. Lebih lengkapnya kita bahas pada Paragraf selanjutnya.

Baden Powell

Siapakah Baden Powell itu ?

Sejarah Seorang Baden Powell yang menjadi bapak pandu sedunia (Chief Scout of The World) tidak bisa kita pisahkan dari sejarah kepanduan di Dunia dan terutama di Indonesia. Selain sebagai pendiri gerakan kepanduan sedunia, Pengalaman seorang Baden Powell lah yang mendasari sebuah Minat, Pengembangan dan Pembinaan Remaja di Inggris yang kemudian berkembang dan diadaptasi sebagai sistem pendidikan kepanduan sedunia.

Robert Stephenson Smyth Baden Powell

Baden Powell Lahir di Paddington, London Pada Tanggal 22 Februari 1857, Nama kecilnya yaitu Robert Smyth Baden Powell, Powell merupakan nama dari ayahnya yaitu Baden-Powell yang merupakan seorang pendeta dan juga merupakan seorang Dosen Geometri di Universitas Oxford. Sedangkan nama Smyth diambil dari nama ibunya,Henrietta Grace Smyth 

Setelah Baden Powell Berumur 3 tahun sebuah tragedi menimpa keluarga Powell, Bahwa Baden Powell harus menerima kenyataan tersebut karena ayahnya telah meninggal pada saat baden powell masih kecil, Robert Stephenson mendapatkan Pendidikan dari Ibu dan Kakak-kakanya . Peran seorang ibu Baden Powell sangatlah erat dengan beliau karena beliau pernah mengatakan bahwa "Rahasia Keberhasilan saya adalah ibu Saya"


 Rahasia Keberhasilan saya adalah ibu saya
Powell Kecil

Powell kecil dikenal dengan dengan anak yang Sangat Cerdas, Gembira dan juga Lucu sehingga teman-temannya banyak yang menyukainya, selain cerdas Powell kecil juga seorang yang jago memainkan alat musik Seperti Piano dan Biola, dan Powell kecil juga suka ber-teater, Hobi lain dari Powell ialah Berenang, Berlayar, Berkemah, Mengarang dan Menggambar

Baden Powell

Bergabung Dengan Militer

Setelah selesai bersekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson (Baden Powell) Mendapatkan sebuah beasiswa untuk bersekolah di Charterhouse. Dan setelah dewasa baden powell Remaja bergabung dengan Militer Inggris, Setelah bergabung dengan Militer inggris Baden powell sering mendapatkan tugas diluar inggris, Seperti bergabung dengan 13th Hussars di India pada Tahun 1876, setelah itu mendapatkan dinas khusus ke Afrika pada tahun 1895, lalu memimpin pasukan Dragoon V pada tahun 1897, Menjadi pemimpin Resimen di Zulu, Afrika selatan pada tahun 1880, Menjadi kepala Staff di Rhodesia Selatan pada tahun 1896 yang sekarang kita kenal dengan Nama Zimbabwe, Memimpin Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika selatan pada tahun 1899-1900.

Selama menjadi seorang Tentara, banyak hal yang dialami beliau. Diantaranya adalah sebuah pengalaman :
  • Saat menjadi pembantu Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikut jejak kuda yang hilang di puncak Gunung serta melatih panca indera kepada Kimball O' Hara.
  • Bersama Mafeking Cadet Corp, mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, meskipun di kepung oleh bangsa Boer selama 127 Hari dalam kondisi kekurangan makan. Padahal the Mafeking Cadet Corp hanyalah sebuah Pasukan pembawa pesan yang tidak berpengalaman menghadapi musuh
  • Mengadakan latihan bersama dan bertukan kemampuan Survival dengan Raja Dinizulu di Afrika selatan
Setelah mengalami beberapa pengalaman yang menakjubkan, Baden Powell lalu menulis Sebuah buku yang berjudul "Aids To Scouting" pada Tahun 1899, Buku ini sebenarnya diperuntuhkan untuk para Tentara di Inggris tapi Buku ini laris karena Peminatnya dari berbagai kalangan Seperti Guru dan Organisasi pemuda yang ada pada saat itu.

Buku Aids To Scouting
Melihat banyaknya peminat dari Buku "Aids To Scouting" , dan atas saran dari William Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade, Salah Satu Organisasi kepemudaan di Inggris) Baden Powell lalu berniat untuk menulis ulang buku tersebut dengan menyesuaikan dengan pembaca Remaja yang bukan dari ketentaraan. Untuk menguji Ide barunya, Pada Tanggal 25 Juli - 02 Agustus 1907 Baden Powell mengadakan perkemahan yang berlokasi di BrownSea Island bersama dengan 22 Anak Laki-laki yang berlatar belakang berbeda, Hingga pada tahun 1908 terbitlah buku baru yang ditulis oleh baden powell Berjudul "Scouting For Boys" Yang kemudian buku ini menjadi acuan bagi kepanduan di dunia

Buku Scouting For Boy's

Baden Powell Pensiun

Pada tahun 1910, Atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan untuk pensiun dari ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal untuk fokus pada pengembangan  pendidikan kepanduan/kepramukaan

Pada tahun 1912, baden powell bertemu dengan Olave St Clair Soames saat dikapal dalam lawatan kepramukaan ke New York, Baden Powell Lalu menikah Olave st clair pada tanggal 31 Oktober 1912, Mereka tinggal di Hampshire, Inggris dan dianugrahi 3 Orang anak (Satu laki-laki dan Dua Perempuan)

Olave St Clair
Baden Powell Bersama Ketiga anak dan Istrinya

Baden Powell Bersama Sang Istri


Baden Powell Wafat

Pada Tahun 1930-an Baden Powell berhadapan dengan masalah kesehatan dan mengalami beberapa penyakit, ia menderita sakit kepala terus-menerus, yang dianggap dokternya berasal dari gangguan psikomatis dan dirawat dengan analisis mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan istrinya dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya, pada tahun 1939 Powell dan Olave memutuskan untuk pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya. Hingga pada Tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell menghembuskan nafas terakhirnya dan dimakamkan di Pemakama St.Peter, Nyeri

Makam Baden Powell

yah, itu saja yang bisa kami bagikan saat ini, jika ada info tambahan maka akan kami update pada postingan berikut, Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan. 

Terima kasih

MAKNA DAN SEJARAH TUNAS KELAPA SEBAGAI LAMBANG PRAMUKA

Tunas kelapa lambang pramuka
Tunas kelapa lambang pramuka
Sumedang.info – Hari Pramuka diperingati setiap tanggal 14 Agustus. Gerakan Pramuka di Indonesia memiliki lambang tunas pohon kelapa. Kekayaan alam Indonesia salah satunya pohon kelapa yang tumbuh subur didaerah pesisir pantai membuat eksotika bangsa ini.
Tunas pohon kelapa dinilai sangat cocok sekali menjadi lambang pramuka. Adapun makna Tunas Pohon kelapa yang dijadikan lambang pramuka, yakni sebagai berikut:
1. Buah kelapa/nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan TUNAS, dan istilah “cikal bakal” di Indonesia yang memiliki arti : penduduk asli yang pertama yang menurunkan generasi baru. Jadi buah kelapa nyiur yang tumbuh itu mengandung arti bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup Bangsa Indonesia.
2. Buah kelapa/nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimana pun juga.
Lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat, ulet, kreatif serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
3. Kelapa/nyiur dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan disekelilingnya.
Sehingga melambangkan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimanapun dia berada dan dalam keadaan bagaiamana juga.
4. Kelapa/nyiur tumbuh menjulang lurus keatas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia.
Jadi melambangkan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita?cita yang tinggi dan lurus, yaitu yang jujur dan mulia, dan ia tetap tegak­ tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5. Akar Kelapa/nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah.
Lambang itu mengkiaskan, tekad dan keyakinan tiap Pramuka yang berpegang pada dasar?dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata yakni tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita?citanya.
6. Kelapa/nylur adalah pohon yang serba guma, dari ujung atas hingga akarnya.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tlap Pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaanya kepada kepentingan Tanah air, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada seluruh manusia.
Sejarah Tunas Kelapa Sebagai Lambang Pramuka
Lambang Tunas Kelapa dari Gerakan Pramuka diciptakan oleh Sumardjo Atmodipuro (almarhum), seorang Pembina Pramuka yang aktif bekerja sebagai Pegawai Tinggi Departeman Pertanian.
Adapun penggunaan Lambang Gerakan Pramuka ini berawal sejak tanggal 14 Agustus 1961 pada Panji?panji Gerakan Pramuka yang dianugerahkan Presiden Republik Indonesia kepada Gerakan Pramuka.
Penggunaan lambang Gerakan Pramuka sebagai lencana dan penggunaannya dalam tanda?tanda, bendera, papan nama, dsb, diatur dalam petunjuk?petunjuk Penyelengaraan.
Lambang Gerakan Pramuka berupa Gambar silhouette TUNAS KELAPA sesuai dengan SK Kwartir Nasional No. 6/KN/72 Tahun 1972, serta telah memiliki Hak Patent dari Ditjen Hukum dan Perundang-undangan Departeman Kehakiman, dengan Keputusan Nomor 176634 tanggal 22 Oktober 1983, dan Nomor 178518 tanggal 18 Oktober 1983, tentang Hak Patent Gambar TUNAS KELAPA dilingkari PADI dan KAPAS, serta No. 176517 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Hak Patent tulisan PRAMUKA

BAPAK PRAMUKA INDONESIA

Bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Beliau, selain menjadi Sultan Yogyakarta, Wakil Presiden Republik Indonesia, dan Pahlawan Nasional Indonesia, pun dinobatkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia layak mengingat aktivitasnya di dunia kepramukaan (kepanduan) sebelum Gerakan Pramuka lahir (sebelum 1961), saat pendirian Gerakan Pramuka, maupun awal-awal perjalanan Gerakan Pramuka. Berkat pemikiran dan kebijakan yang diambilnya Gerakan Pramuka bisa menjadi seperti sekarang ini. Karenanya sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sosok Bapak Pramuka Indonesia, Hamengkubuwana IX.

Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1988 di Dili (ibu kota Provinsi Timor Timur; saat ini negara Timor Leste) yang kemudian mengukuhkan gelar Bapak Pramuka Indonesia tersebut. Bahkan beliau pun menerima "Bronze Wolf Award", sebuah penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM). Di mana baru ada empat orang di Indonesia yang menerima penghargaan ini, yakni: Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1973); Abdul Aziz Saleh (1978); John Beng Kiat Liem (1982); dan Letjen TNI (Purn) H Mashudi (1985). Sebelumnya, pada tahun 1972 Sri Sultan pun mendapatkan penghargaan Silver World Award dari Boy Scouts of America.
Bapak Pramuka Indonesia
Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX

Biografi Sri Sultan Hamengku Buwono IX


Lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912 dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun. Hamengkubuwana IX adalah anak kesembilan dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Pendidikannya dimulai dari HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an ia berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda.

Pada tanggal 18 Maret 1940, beliau dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta dengan gelar "Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat". Beliau adalah Sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Di masa pendudukan Jepang, beliau melarang pengiriman romusha. Saat kemerdekaan RI, beliau bersama Paku Alam IX menjadi penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Saat Agresi Militer Belanda I, beliau pula yang mengundang Presiden Soekarno untuk mengungsi dan memerintah Indonesia dari Yogyakarta. Pun Hamengkubuwana IX memiliki peran kunci dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

Hamengkubuwana IX meninggal di Washington, DC, Amerika Serikat, 2 Oktober 1988 pada umur 76 tahun. Beliau dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta.

Peranan dalam Gerakan Pramuka


Sejak usia muda Hamengkubuwana IX telah aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan. Menjelang tahun 1960-an, Hamengkubuwana IX telah menjadi Pandu Agung (Pemimpin Kepanduan). Pada tahun 1961, ketika berbagai organisasi kepanduan di Indonesia berusaha disatukan dalam satu wadah, Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki peran penting di dalamnya. Presiden RI saat itu, Ir. Soekarno, berulang kali berkonsutasi dengan Sri Sultan tentang penyatuan organisasi kepanduan, pendirian Gerakan Pramuka, dan pengembangannya.

Pada tanggal 9 Maret 1961, Presiden RI membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Panitia ini beranggotakan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono (Menteri P dan K), Dr.A. Azis Saleh (Menteri Pertanian), dan Achmadi (Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dan terbitnya Kepres Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.

Pada tanggal 14 Agustus 1961, yang kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka, selain dilakukan penganugerahan Panji Kepramukaan dan defile, juga dilakukan pelantikan Mapinas (Majelis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari Gerakan Pramuka. Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai Ketua Kwarnas sekaligus Wakil Ketua I Mapinas (Ketua Mapinas adalah Presiden RI).

Bapak Pramuka Indonesia
Bapak Pramuka Indonesia saat memberi sambutan di Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1973. Gambar : Dok. Kwarnas


Sri Sultan bahkan menjabat sebagai Ketua Kwarnas (Kwartir Nasional) Gerakan Pramuka hingga empat periode berturut-turut, yakni pada masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974. Sehingga selain menjadi Ketua Kwarnas yang pertama kali, Hamengkubuwono IX pun menjadi Ketua Kwarnas terlama kedua, yang menjabat selama 13 tahun (4 periode) setelah Letjen. Mashudi yang menjabat sebagai Ketua Kwarnas selama 15 tahun (3 periode).

Keberhasilan Sri Sultan Hamengku Buwana IX dalam membangun Gerakan Pramuka dalam masa peralihan dari “kepanduan” ke “kepramukaan”, mendapat pujian bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Beliau bahkan akhirnya mendapatkan Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada tahun 1973. Bronze Wolf Award merupakan penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) kepada orang-orang yang berjasa besar dalam pengembangan kepramukaan.

Atas jasa tersebutlah, Musyawarah Nasional (Munas) Gerakan Pramuka pada tahun 1988 yang berlangsung di Dili (Ibukota Provinsi Timor Timur, sekarang negara Timor Leste), mengukuhkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Pengangkatan ini tertuang dalam Surat Keputusan nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka.

Hal-hal Lain Terkait Hamengku Buwana IX


Riwayat Pendidikan:

  1. Taman kanak-kanak atau Frobel School asuhan Juffrouw Willer di Bintaran Kidul
  2. Eerste Europese Lagere School (1925)
  3. Hogere Burger School (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang dan Bandung (1931)
  4. Rijkuniversiteit Leiden, jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi

Sri Sultan Hamengkubuwana IX
Sri Sultan Hamengkubuwana IX saat menjabat sebagai Wakil Presiden RI


Jabatan:

  1. Raja Kesultanan Yogyakarta (1940-1988)
  2. Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945-1988)
  3. Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (1946 - 1947)
  4. Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (1947 - 1947 dan 1947 - 1948)
  5. Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (1948 - 1949)
  6. Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (1949 - 20 1949)
  7. Menteri Pertahanan pada masa RIS (1949 - 1950)
  8. Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir (1950 - 1951)
  9. Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951)
  10. Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956)
  11. Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan (1957)
  12. Ketua Federasi ASEAN Games (1958)
  13. Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (1959)
  14. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961-1974)
  15. Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata (1963)
  16. Menteri Koordinator Pembangunan (1966)
  17. Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966)
  18. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968)
  19. Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968)
  20. Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di California, Amerika Serikat (1968)
  21. Wakil Presiden Republik Indonesia (1973 - 1978)

Lain-lain:
  1. Pahlawan Nasional Indonesia (ditetapkan pada 8 Juni 2003)
  2. Bapak Pramuka Indonesia (ditetapkan pada 1988)
  3. Raja Kesultanan Yogyakarta terlama (1940-1988)
  4. Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia (1945-1988) 
  5. Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka dengan periode terbanyak (4 periode)
  6. Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka dengan masa bakti terlama kedua (13 tahun)
  7. Orang Indonesia pertama peraih Bronze Wolf Award dari WOSM (1973)
  8. Penerima Silver World Award dari Boy Scouts of America (1972)

Itulah sejarah dan profil singkat Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX

PENGERTIAN DAN ARTI SANGGA


Sangga adalah sebuah tanda pasukan di pramuka tingkat penegak,yang terdiri dari 5 sangga.

yaitu perintis,pencoba,penegas,pendobrak,dan pelaksana. Sangga sendiri adalah satuan terkecil dalam penegak, yang berarti gubug atau rumah kecil di sawah (saung). Dengan itu diharapkan segenap anggota sangga mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan dan musyawarah dalam mengambil keputusan, termasuk dalam menentukan nama dan tanda sangga.


Sangga dipimpin salah seorang Penegak yang disebut Pimpinan Sangga (Pinsa). Setiap 4 Sangga dihimpun dalam sebuah Ambalan. Ambalan dipimpin oleh seorang ketua yang disebut Pradana, seorang sekretaris yang disebut Kerani, seorang bendahara yang disebut Hartaka, dan seorang Pemangku Adat. Setiap Ambalan mempunyai nama yang bermacam-macam, bisa nama pahlawan, tokoh pewayangan dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan karakter ambalan tersebut. Contohnya adalah nama Ambalan SMA Korpri Bekasi adalah "Arjuna" (Ambalan Putra) dan "Srikandi" (Ambalan Putri), selain itu juga ada ambalan yang putra dan putrinya jadi satu, misalnya Ambalan Soeringgit dengan pasukan intinya Korps Soeringgit 149.


Sangga terbagi menjadi 5 :

  1. Sangga Perintis
  2.  


  1. Sangga Pencoba
  2.  


  1. Sangga Pendobrak
  2.  


  1. Sangga Penegas
  2.  


  1. Sangga Pelaksana
  2.  


    1. Sangga Perintis 
    didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 ( bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ).yaitu saat dimana bangsa indonesia masih dalam masa penjajahan,dan bangsa indonesia mulai merintis dan menyatukan kekuatan untuk berjuang untuk melawan para penjajah.

    Hiasan Warna : Merah, Putih, Kuning, dan Hitam. 
    Hiasan Gambar : Keris yang dilingkari oleh rantai.

    Tugasnya yaitu Mengeluarkan ide-ide atau mengandung pengertian perintisan/ pelopor dalam kebaikan.

    Perintis mengandung kiasan keperintisan, orang yang memulai mengerjakan sesuatu, pelopor, atau menjadi pembuka.



    2. Sangga Pencoba 
    pencoba nama sangga pencoba diambil dari peristiwa berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei tahun 1908. Pada tanggal ini telah terjadi peristiwa Kebangkitan nasional dimana bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui oranisasi nasional, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 300 tahun sebelumnya. NB : Dalam teori / materi lain menerangkan bahwa sangga pencoba, diambil untuk mengenang sejarah kelam terjadinya pengkhiatan G30S/PKI ,dimana terjadi upaya mengganti palsafah hidup NKRI dari pancasila menjadi Komunis

    Hiasan Warna : Merah, Hitam, Putih.
    Hiasan Gambar : Kaos, Jangka, Kamera, dan Penggaris.

    Tugasnya yaitu Merealisasikan atau mencoba ide-ide dari Sangga Perintis atau mengandung pengertian keberaian mencoba segala sesuatu yang positif.

    Pencoba mengandung kiasan keberanian dalam mencoba segala sesuatu yang positif.


    3. Sangga Pendobrak
    didirikan pada tanggal 17 Agustus 1945 (bertepatan dengan Hari Proklamsi Kemerdekaan Indonesia).nama pendobrak diambil untuk mengingat kita akan perjuangan para pahlawan yang telah berjuang baik dengan kekuatan fisik maupun yang telah memproklamasikan kemerdekaan indonesia.karena berkat perjuangan para pahlawan inilah kita bisa menikmati kemerdekaan hingga saat ini.

    Hiasan Warna : Merah, Kuning, Hitam.
    Hiasan Gambar :Rumput Yang didikat Lalu didobrak/ditusuk oleh Tombak

    Tugasnya yaitu Memecahkan Masalah Yang Muncul atau mengandung pengertian keberanian mengemukakan kebenaran dan melawan kemungkaran.

    Pendobrak mengandung kiasan keberanian dalam mengemukakan kebenaran melawan kemungkaran.


    4. Sangga Penegas 
    didirikan pada tanggal 11 Maret 1965 ( bertepatan dengan Hari SUPERSEMAR / Surat Perintah 11 Maret ).

    Hiasan Warna : Hitam, Kuning dan Putih.
    Hiasan Gambar : Palu Atau Martil.

    Tugasnya Yaitu Menegaskan ide-ide dari Sangga Perintis atau mengandung pengertian kemampuan mengambil keputusan yang arif dan bijaksana.

    Penegas mengandung kiasan kemampuan mengambil keputusan yang arif dan bijaksana.


    5. Sangga Pelaksana
    yang terakhir adalah sangga pelaksana,sangga pelaksana mengingatkan kita pada peristiwa setelah tahun 1945 hingga sekarang,saat indonesia masuk pada masa pembangunan,sangga ini juga mengingatkan kita untuk mengisi kemerdekaan,agar perjuangan para pahlawan tidak sia-sia.

    Hiasan Warna : Hijau, Putih, Hitam dan Kuning.
    Hiasan Gambar : Palu atau Martil, Rencong yang diikat dengan Wadahnya.

    Tugasnya yaitu Melaksanakan ide-ide yang telah disepakati oleh seluruh Sangga atau mengandung pengertian keberanian melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.

    Pelaksana mengandung kiasan keberanian melaksanakan sesuatu tugas dengan penuh tanggung jawab.